Tag Archives: AdamCouple

The Last Beautifull Night

Author : Park Jihoon

Main Cast : Adam Couple (Jokwon & Gain)

Genre : Romance

Lenght : OneShot

NB : FF ini hanya untuk mengenang AdamCouple. Sebenarnya aku ikut sedih karena pasangan ini telah pisah, namun disisi lain aku juga senang karena Gain -nuna tidak akan lengket-lengketan lagi ama Jokwon, hehehe…#PLAK Namun tetep aja, kesedihan selalu hadir tatkala perpisahan itu datang.

Selamat membaca… Continue reading

Irreversible (fanficzoo vers.)

Cast : GaIn, Jo Kwon

Pagi itu kota Seoul diselimuti kabut, matahari enggan menunjukkan sinarnya dan asyik bersembunyi dibalik awan. Suara gemericik aliran sungai yang membelah kota terdengar begitu jelas dari kejahuan. Tidak ada aktivitas manusia yang bisa ditangkap mata, semua orang seakan lenyap ditelan kabut.

GaIn terus melangkahkan kakinya menuju jembatan yang terlihat angkuh berselimut kabut. Baju dengan bulu tebal yang dikenaknnya sedikit membantu melindunginya dari udara dingin dan angin yang bertiup kencang dari arah sungai. Ekspresi wajahnya terlihat begitu kaku dan dingin.

Jantungnya terus berdetak kencang mengikuti langkah kakinya yang terus melangkah semakin cepat. Ketika tiba di ujung jembatan dia sempat berhenti sejenak, berusaha menenangkan perasaannya yang membuatnya tidak bisa meneruskan langkahnya. Kemudian dia kembali melanjutkan langkah kakinya menyusuri badan jembatan. Ketika melihat tali yang terikat pada pagar jembatan, GaIn kembali mempercepat langkahnya.

Saat tangannya menyentuh tali yang dituju, GaIn kembali teringat dengan isi sebuah surat yang diterimanya kemarin. “Aku dan Jo Kwon telah menjalin hubungan jauh sebelum denganmu dan hal itu berlangsung hingga sekarang. Jo Kwon mengaku merasa tertekan sejak menjalani program televisi yang mengharuskan berpura-pura menjadi suamimu. Jadi lepaskanlah Jo Kwon. Kamu pasti mengira aku berbohong? Untuk itu datanglah ke jembatan besar besok pagi dan carilah tali yang terikat pada pagar pembatasnya. Kamu akan menemukan koper yang berisi semua bukti hubungan aku dan Jo Kwon. Di dalam itu juga terdapat surat Jo Kwon yang menyatakan ketertekanannya saat harus pura-pura menjadi suamimu.”

Isi surat itu seakan memberitahukan GaIn kenapa beberapa bulan belakangan ini sikap Jo Kwon berubah drastis. Canda tawa yang selalu menghias kebersamaan mereka terasa sangat hambar dan aneh.  Saat syuting pun sama, canda tawanya terlihat dipaksakan. “Apakah benar Kwonie begitu tersiksa saat bersamaku? Kenapa hal ini terjadi saat hatiku benar-benar berharap pada Kwonie?” batin GaIn mempertanyakan. Untuk membuktikan semuanya itu, GaIn memutuskan untuk datang dan melihat semua bukti yang disebutkan di dalam surat itu.

Jantung GaIn berdetak semakin kencang, darahnya terasa begitu deras mengalir. Perasaannya kacau balau, berharap semua yang tertulis di surat itu hanya sebuah kebohongan belaka. Kemudian tali itu ditariknya perlahan-lahan naik ke atas.Tali itu terasa sangat berat hingga membuat GaIn mengerahkan semua kekuatannya untuk mengangkat barang yang terikat di ujung tali.

Ketika Koper yang terbungkus bahan anti air itu terangkat, GaIn cepat-cepat membukanya dengan merobek bahan pelindung koper itu. Perasaannya benar-benar bercampur aduk. Saat jarinya menyentuh retsleting koper, GaIn sudah tidak bisa menguasai hatinya lagi. Dia langsung membukanya dan tiba-tiba jantungnya seakan mau berhenti berdetak ketika melihat ke dalam koper. Isinya sama dengan apa yang dikatakan di dalam surat itu. Isinya berupa foto-foto Jo Kwon dengan seorang cewek yang terlihat begitu bahagia, beberapa CD video kenangan Jo Kwon dan juga beberapa surat yang ujung aplopnya telah dirobek.

Hati GaIn benar-benar luluh lantak. Perasaan yang mulai ia bangun untuk Jo Kwon hilang ditelan sunami yang barusan telah melanda hatinya. Hatinya terasa sangat sakit seperti diiris dengan pisau yang berkarat.  Namun akhirnya GaIn berusaha menguatkan hatinya dengan mengatakan bahwa apa yang dilihatnya ini tidak benar, sebelum ia menanyakan langsung pada Jo Kwon. Kemudian dia kembali menutup koper itu dan membawanya pulang.

Matahari mulai menunjukkan sinarnya dan mengusir kabut yang perlahan mulai menghilang. Namun udara dingin masih terasa menggigit.

Tanpa di sadari GaIn, ada sesosok pria yang memperhatikannya dari dalam sebuah mobil. Pria itu sudah lama memperhatikan GaIn. Ketika senyuman GaIn mengembang di bawah sinar matahari yang begitu hangat, pria itu ikut tersenyum. Tapi pria itu langsung menjalankan mobilnya sebelum GaIn sempat menyadarinya.

GaIn begitu kaget ketika melihat mobil Jo Kwon melintas di hadapannya. Tanpa pikir panjang GaIn langsung mengejar mobil  itu.

“YOEBO…,” teriak GaIn memanggil pria yang berada di dalam mobil. Namun mobil itu terus melaju kencang.

GaIn terus mengejar mobil itu dengan koper masih melekat di tangannya hingga koper itu terlepas dari tangannya. Sepatu dengan hak tinggi yang dikenakannya terus menimbulkan suara gaduh saat beradu dengan kerasnya jalanan. Kaki lecet yang semakin perih saat ia mempercepat langkahnya ia abaikan.

“YOEBO…!!!”

Jo Kwon terus mempercepat laju mobilnya hingga hilang di perempatan jalan. Suara GaIn tidak bisa menghentikan laju mobil Jo Kwon. GaIn tidak bisa mengejar dan memutuskan untuk langsung menuju ke rumahnya, tempat ia dan Jo Kwon tinggal.

Saat tiba di rumah, GaIn melihat mobil Jo Kwon telah terparkir di depan rumah. GaIn langsung menuju ke dalam rumahnya dengan perasaan kacau. Banyak pertanyaan yang ada di benaknya yang ingin ia tanyakan pada Jo Kwon, termasuk tentang persaannya.

GaIn tidak menemukan Jo Kwon di lantai bawah dan langsung menuju ke lantai atas, ruang kerja Jo Kwon. Langkah GaIn terdengar ragu untuk menyusuri anak tangga, namun perasaannya memberinya kekutan lebih.

Ketika GaIn membuka pintu ia mendapati Jo Kwon minun segelas Wine. Jo Kwon hanya melemparkan pandangan yang begitu dingin, tidak seperti biasanya. Hal itu membuat GaIn susah untuk mengerluarkan semua pertanyaan yang berada di benaknya. Jo Kwon berusaha menghindar dari GaIn dan langsung menuju kamarnya.

GaIn mengikuti langkah Jo Kwon dan terus memperhatikannya dari belakang. Menunggunya di depan pintu. Namun Jo Kwon masih bersikap seola-olah GaIn tidak ada. Setelah mengambil sebuah tas koper kecil, Jo Kwon langsung keluar. Buukkk, Sempat menubruk bahu GaIn yang masih tidak bisa berkata apapun malihat sikap Jo Kwon yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Jo Kwon mengenakan Jas yang tadinya di gantung dan langsung menuju tangga dengan tas kopernya. Namun GaIn menghentikan langhkah Jo Kwon dengan mencengkram lengannya.

“Yoebo…, kita perlu bicara. Banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu.” Ujar GaIn setelah Jo Kwon menghentikan langkahnya.

Jo Kwon tidak bergeming, diam, menunggu GaIn melanjutkan ucapannya.

“Yoebo…, kamu sudah tahu dengan isi surat dan koper itu?”

Jo Kwon tetap membisu.

“Katakanlah sesuatu Yoebo! Katakanlah bahwa semua itu bohong. Isi surat itu dan semua isi koper itu hanya bohong belaka. Bahwa semua ini hanyalah permainan.”

Namun penjelasan yang diminta GaIn tak kunjung keluar dari bibir Jo Kwon.

“Jadi…, semua ini benar.” GaIn menarik kesimpulan sendiri dari sikap yang ditunjukkan Jo Kwon. “Jadi selama satu tahun ini kamu merasa tertekan saat bersamaku? Semua canda, tawa dan cinta yang pernah kau ucapkan hanya kebohongan belaka? Terus semua kisah yang kita jalanin selama satu tahun ini hanya berupa kebohongan belaka?” air mata GaIn mulai jatuh dari kedua ujung mata indahnya.

Jo Kwon tetap membisu dan menghempaskan cengkraman GaIn dari lengannya. GaIn mengejarnya dan berusaha mencegah langkah Jo Kwon.

PLAAAKKKK…, tangan GaIn mendarat di pipi Jo Kwon.

GaIn diam terpaku, merasa bersalah karena telah medaratkan tamparan di pipi laki-laki yang dicintainya.  Jo Kwon kaget dengan yang di lakukan GaIn, namun ia tetap membisu. Tidak ada rasa untuk membalas perlakuan GaIn. Kemudian Jo Kwon melangkah pergi meninggalkan GaIn yang masih diam terpaku.

GaIn mengajar Jo Kwon yang telah menghilang dari hadapannya. GaIn terus berusaha menghentikan langkah Jo Kwon hingga ia terjatuh tersungkur menggelayut di kaki Jo Kwon.

“Yoebo, jangan pergi!” pinta GaIn.

Jo Kwon tetap melangkahkan kakinya hingga membuat GaIn terseret. GaIn Semakin memperkuat lingkaran tangannya.

“Yoebo… jangan pergi! Tolong katakan sesuatu? Jangan membisu begini. Kalo seperti ini kau membuatku gila!” Jo Kwon menghentikan langkahnya. GaIn berusaha bangkit tanpa melepaskan pelukannya hingga ia memeluk tubuh Jo Kwon dari belakang dengan sekuat mungkin.

“Yoebo… katakanlah bahwa semua ini bohong! Saranghe.” Air mata GaIn mengalir deras membasahi punggung Jo Kwon.

Semua yang dilakukan GaIn seakan tidak berpengaruh apapun pada Jo Kwon. Dia berusaha melepaskan pelukan GaIn dan menghempaskan tubuh GaIn. GaIn terjatuh dengan bersimbah air mata.

GaIn mengejar Jo Kwon dan melompat ke punggung Jo Kwon hingga mereka terjatuh.  Melihat tubuh Jo Kwon jatuh tak berdaya, GaIn menaiki tubuh Jo Kwon dan mengamuk sejadi-jadinya.

“KAU JAHAT…JAHAT… JAHAT…,” Jo Kwon berusaha melindungi wajahnya dari amukan GaIn.

“Kenapa kau lakukan ini?, saat aku benar-benar mencintaimu. Bukankah kau berjanji akan selalu menjagaku?”ujar GaIn saat emosinya menurun.

Entah setan apa yang merasuki tubuh Jo Kwon, dia tetap membisu. Kemudian dia mendorong tubuh GaIn dari atas tubuhnya dan menjambak rambut GaIn. Jo Kwon seakan mau mengucapkan sesuatu namun ia urungkan. Ia hanya memandang wajah GaIn dengan tatapan dingin dan meninggalkannya.

GaIn tersungkur dengan air mata yang terus mengalir, tidak percaya dengan sikap Jo Kwon. Jiwanya seakan merasakan kelelahan yang sangat luar biasa. Sedangkan Jo Kwon dengan langkah mantap menurunin tangga meninggalkan GaIn yang masih tersungkur.

“Yoebo…, pergilah!” Ujar GaIn dengan mengerahkan kekuatan terakhirnya. Jo Kwon menghentikan langkahnya. Kemudian GaIn melanjutkan, “Jika memang selama satu tahu ini kamu merasa tertekan saat bersamaku, mianhe. Mulai saat ini aku akan melepaskanmu. Dan satu hal yang perlu kau katahui, bahwa kebahagiaan, kesenangan, dan cinta yang aku rasakan saat bersamamu bukanlah sebuah kebohongan. Semua itu benar-benar dari dalam hatiku. Aku sangat mencintai mu, Saranghe. Tetaplah kamu membisu, jika itu yang kamu inginkan. Tidak perlu menjelaskan apapun lagi. Karena saat kamu pergi dari sini, aku sudah tidak akan ada di dunia ini lagi.”

Hati Jo Kwon benar-benar telah membatu. Dia membuka pintu dan meninggalkan GaIn.

GaIn benar-benar putus asa, dia langsung berlari menuju kamarnya di lantai atas dan naik ke jendala, bersiap-siap untuk melompat. Air matanya terus mengalir. Namun Jo Kwon tidak mengubris apa yang akan dilakukan GaIn, hatinya telah mengeras sekeras batu. GaIn hanya bisa melihat pria yang dicintainya masuk ke dalam mobil dan meninggalkannya. Tidak ada lagi cinta yang selama ini membuatnya bersemangat dalam menjalani hidup.

Jo Kwon telah hilang dari pandangannya. Dengan rasa putus asa, GaIn memajamkan matanya. Dan melepaskan pegangan tangannya. Dan…

BUUUUKKKKK…., Suara tubuh yang menghantam tanah.

Tiba-tiba dunia menjadi gelap….

***

“Aawww….,” GaIn Memegangi kepalanya yang terasa sakit.

“WAKAKAKAKAKAKAKAKA……!@#$%^”

GaIn mendengar seseorang tertawa penuh nafsu. Rasanya dia kenal dengan suara itu, suara Jo Kwon. Setelah sadar seratus persen, GaIn mendapatkan dirinya tertelungkup di bawah samping sofa.

“Syukurlah hanya mimpi,” gumamnya.

“WAKAKAKAKAKAKAK…. Yoebo, kamu membuatku kaget. Aku kirain ada kompor meleduk, soalnya suaranya kenceng banget. Ternyata kamu yang jatuh, yoebo. BUUUKKKK…” Jo Kwon menirukan suara saat GaIn jatuh.

GaIn hanya bisa bersungut-sungut, malu. Tapi dalam hatinya dia bersyukur karena semua yang dialaminya hanyalah sebuah mimpi.

“Yoebo… mianhe. Telah membuatmu menunggu kelamaan hingga kamu ketiduran. Ayo kita makan.” Jo Kwon memberikan semangkok nasi pada GaIn.

“Yoebo, selama satu tahun ini apakah kamu bahagia saat bersamaku?” tanya GaIn.

“kenapa kamu tanyakan itu?”

“Jawab saja! Jangan tanya balik.” GaIn membentak, dan diikuti senyum manisnya.

Dengan tersenyum penuh makna Jo Kwon menjawab “Saat bersamamu aku pasti bahagia. Untuk itu aku ingin bersamamu untuk selama-lamanya.”

GaIn tersenyum. Nasi yang dikunyahnya terasa sangat manis, luar biasa.

END.

Buat Adam Couple…. Happy anniversary. Luv U so much GaIn Nuna…