Tag Archives: FT Island

[NewsPlak] Minho Kalah…???

Tanpa diketahui halayak ramai, Minho-SHINee ternyata telah dipermalukan secara sadis oleh magne FT-Island, Choi Minhwan alias Minari dalam sebuah pertandingan PS di belakang stage. Pertandingan sesama marga Choi tersebut berlangsung dengan ketat, seketat kolornya Hongki #PLAK.

Continue reading

[Idul Fitri] FT Island

All FT Island : Kami mengucapkan selamat Idul Fitri 1432 H, Mohon maaf lahir batin. Buat Primmadona Indonesia dan Z-Per… ayo semangat!!! Continue reading

Susis Versi FT Island

Annyeong…

Mianhe Z-Per…, sepertinya di bulan puasa ini otak Jihoon agak normal kembali hehehe. Tapi Jihoon akan berusaha untuk membuat sesuatu agar bisa di posting di WP ini… Gumawo buat yang udah nunggu ampek lumutan. Langsung aja ya, CEKIDOT.

*** Continue reading

[Non FF] SELAMAT MENEMPUH UJIAN NASIONAL…

Annyeong…….!!!

Jihoon kembali datang (mirip jelangkung aja… datang ga dijemput pulangnya naik ojek..hehehe #PLAK). Jihoon cuma mau mengucapkan Selamat menempuh Ujian Nasional… semoga semuanya lancar (menjawab soalnya, dan trik2 mencoteknya juga berjalan lancar…hehehehe) dan mendapatkan nilai yang terbaik…. AMIN. *semua artis All K-Pop juga ikut berdoa* Continue reading

Lost

Author : Fauzi Zoo/Park Jihoon

Genre : Horor (Mianhe kalo kurang menyeramkan)

Rating : PG15

Lenght : OneShot

Cast : FT Island (Lee Hongki, Lee Jaejin, Choi Junghun, Choi Minhwa, dan Song Seunghyun)

NB : Ini adalah fanfic hororku yang pertama, so… semoga kalian pada suka. Saran dan Komennya tetap ditunggu…. kalo jelek.. .bilang aja, jangan sungkan2 OK!!!!

Matahari telah masuk ke peraduannya meninggalkan berkas sinar jingga yang menghias langit di salah satu daerah bagian korea selatan. Perlahan namun pasti cahaya jingga itu semakin menggelap dan menghilang. Awan jingga kembali kewujud awalnya yaitu putih. Suara burung-burung hutan lenyap ditelan gaduhnya suara serangga malam yang mulai berisik.

Sinar bulan mulai menggantikan sinar matahari, sinarnya begitu lembut. Bulan menunjukkan bentuknya yang  begitu sempurna, bulan purnama. Bintang-bintang bertaburan mengelilingi sang rembulan. Pemandangan yang terlihat begitu sempurna, tak akan ada yang bisa menandinginya. Keindahan di malam hari itu terkadang seperti fatamorgana di gurun pasir, memperlihatkan keindahan namun tersirat suatu kengerian yang begitu menakutkan.

“Hyung, gimana nih?. Hari sudah gelap tapi mobil brengsek ini tetep nggak mau jalan.” Tanya Jaejin pada Hongki yang mulai kesal. “HP juga nggak bisa digunakan, nggak ada sinyal. Kenapa hari ini aku begitu sial.”

Mobil yang dikendarain anggota FT Island, Hongki, Jaejin, Jonghun, Minhwa dan Seunghyun tiba-tiba mogok di tengah hutan saat perjalanan pulang menuju seoul. Berhubung tidak ada satupun dari mereka yang mengerti mengenai mesin mobil, akhirnya mereka membiarkannya begitu saja. Mereka menunggu orang yang lewat untuk dimintai bantuannya, namun hingga malam tiba tak ada satupun kendaraan yang lewat.

“Aku juga bingung.” Jawab Hongki. “Mungkin kita harus menunggu seseorang, siapa tahu ada mobil yang lewat jalan ini.”

“Kalo nggak ada yang lewat gimana hyung? Masak kita harus menunggu semalaman ditengah hutan gini.” Jonghun mulai khawatir.

“Coba aku lihat, siapa tahu aku bisa memperbaikinnya.” Minhwa mengusulkan diri, meskipun belum pernah sekalipun ia berurusan dengan mesin mobil.

Beberapa saat kemudian

“Coba hyung hidupkan mobilnya!” Pinta Minhwa pada Hongki.

Brreeetttttt…brrreeettttt…..bbbreeeetttt…, mobil tetap tidak mau hidup.

“Min-ah, tetap nggak mau hidup. Sudahlah, kita nunggu orang lewat saja. Dari pada setres. Kalaupun malam ini nggak ada mobil yang lewat, besok pagi pasti ada yang lewat.” Ujar Hongki.

“Hong-hyung, kok kamu bisa ngomong seperti itu seakan kita tidak masalah menginap di sini. Ini hutan… hyung. Coba kalo ada hantu atau hewan buas, bisa-bisa nyawa kita melayang.” Seunghyun yang dari tadi diam mengungkapkan kehawatirannya.

“Tanang aja Seung-ah, tidak mungkin ada binatang buas di tempat beginian.” Ujar Hongki berusaha menenangkan meskipun di dalam lubuk hatinya mulai merasakan suatu kecemasan.

“Kalau tahu akan jadi seperti ini mendingan aku ikut manajer-hyung tadi naik pesawat ke seoul.” Seunghyun merebahkan tubuhnya di kursi mobil.

Suasana kembali hening. Wajah mereka mengisyaratkan kekesalan dan kecemasan, tapi kemudian larut dalam pikirannya masing-masing.

5 jam sebelumnya…

Setelah syuting terakhir video clip selesai semuanya terlihat sibuk membereskan peralatan. Termasuk juga dengan sang bintang, FT Island. Mereka terlihat sangat puas terhadap hasil yang telah mereka lakukan.

“Hyung, tiga hari kedepan kita libur kan?” Tanya Hongki pada sang manajer.

“Yup libur.” Sang menajer manganggukkan kepala.

“Siiipp… berarti kita jadi pulang pake mobil dong, ne… hyung?” Ucap Jaejin.

“Apa??? Kalian pulang naik mobil? Bukannya kita akan pulang bersama naik pewasat. Nih tiketnya dah aku pesankan.” Sang menajer terkejut dengan rencana Hongki dan Jaejin.

“Ne hyung, kita rencananya akan pulang bareng naik mobil. Ini kuncinya.” Hongki memperlihatkan sebuah kunci mobil pada manajernya.

“Memang kalian tahu jalan? Trus… perjalanan dari sini ke Seoul melewati sebuah hutan, yang kata orang sedikit angker. Apa kalian tidak takut?”

Jaejin sempat menatap kearah Hongki, tatapannya menyiratkan keraguan. “Ah hyung, sekarangkan dah ada GPS jadi kita nggak mungkin tersesat. Trus jaman sekarang masih percaya dengan cerita begituan?? Dah nggak jamannya.” Hongki meyakinkan manajernya.

“Hongki yung, kita juga ikut dong!!” ujar Junghun, mewakili Minhwa dan Seunghyun. “Sekali-kali kita juga mau bersenang-senang bersama Hyung.”

“Baiklah kalo begitu. Tapi ingat tiga hari lagi kita ada jumpa pers dan lounching video clip.” Ujar sang manajer.

“Siap Hyung, manajer hyung memang baik deh.” Ujar Hongki dengan gaya Jeremi.

***

Malam semakin larut, udara semakin dingin dan lebab membawa uap-uap air hasil respirasi penghuni hutan. Rembulan bersinar tepat di atas kepala, sinarnya begitu lembut menerpa setiap inchi dedaunan, bebatuan dan tanah lapang. Suara-suara serangga malam semakin asyik mendendangkan lagu kengerian.

AAAUUUUUUUU………

“Hyung…, suara apa itu?” Jaejin terperanjat dari tempat duduknya.

“Bukannya itu lolongan serigala,” ujar Seunghyun.

Sebuah lolongan suara serigala membangunkan semua member FT Island dari pikirannya masing-masing. Rasa kecemasan dan kehawatiran tiba-tiba menyelimuti wajah mereka. Dan secara naluriah meraka berusaha untuk mencari tempat yang paling aman di dalam mobil.

“Hong-hyung… jangan diam dong. Gimana nich kalo serigala itu datang kesini? Mobil ini nggak bisa melindungi kita. Bisa-bisa kita menjadi santapan serigala-serigala itu.” Minhwa semakin diliputi kehawatiran.

“Tenang…, dalam kondisi seperti ini kita harus tenang.” Ujar Jonghun sebagai leader berusaha menenangkan para membernya.

“Kita hanya memiliki dua pilihan,” Ujar Hongki setelah lama berpikir. “kita tetap tinggal disini dan menjadi santapan serigala, atau kita jalan kaki menyusuri jalan hingga keluar dari hutan ini.”

“APA…? jalan kaki keluar dari hutan ini? Hyung jangan bercanda.” Minhwa mulai emosi. “Ini semua gara-gara hyung.” Gerutunya kemudian.

“AHH… salah aku?” Hongki tidak terima. “Min-gun, aku nggak pernah ngajak kamu untuk ikut, tapi kamu sendiri yang minta. Ingat itu! Jadi jangan sampai mengatakan kalo ini semua salahku. Sekali lagi kamu mengatakan itu, jangan salahkan aku jika ini mendarat di wajahmu.” Kata Hongki dengan menunjukkan kepalan tangannya tepat di depan wajah Minwah.

“Hyung, tenanglah. Jangan terpancing emosi gitu. Kita disini memiliki kondisi yang sama. Mungkin mihnwa tadi sedikit tertekan.” Jaejin berusaha menenangkan Hongki.

AAAUUUUU…….

Lolongan serigala kembali terdengar dan suaranya semakin mendekat. Kehawatiran terlihat di wajah mereka. Sinar rembulan yang jatuh menerpa wajah mereka membuatnnya terlihat begitu pucat ketakutan. Jantung bertedetak semakin cepat memompa darah ke ujung-ujung kapiler pembuluh darah. Keringat dingin mulai mengalir jatuh dari pelipis.

Mereka menggeliat dari tempat duduknya berusaha untuk mendekatkan diri satu sama lainnya, mencari perlindungan. Secara spontan mereka mengarahkan pandangannya kesetiap penjuru bibir hutan. Memperhatikan setiap gerakan yang mencurigakan. Di dalam hutan terlihat begitu gelap, sinar rembulan tidak mempu menerobos dedaunan yang begitu pekat.

“Kita harus cepat-cepat pergi dari sini, jika tidak bisa-bisa serigala itu akan menghampiri kita disini dan hal itu akan membahayakan keselamatan kita. Dan yang membuatku khawatir, serigala itu biasanya berburu secara berkelompok.” Jonghun menyarankan pada semua member. Suaranya mengisyaratkan kekhawatiran yang mendalam.

“Aku setuju,” Ujar Jaejin.

“Minhwa…?” tanya Jonghun.

“Aku juga setuju. Aku enggak mau menjadi santapan serigala liar.”

Dan semuanya sepakat untuk meninggalkan mobil mereka dan berjalan kaki menyusuri jalan hingga keluar dari hutan. Mereka langsung membereskan barang-barang mereka masing-masing dan membawa semua bekal makanan dan minuman yang terdapat di mobil. Karena mereka tidak tahu seberapa jauh jarak yang harus mereka tempuh. Barang yang tidak terlalu penting mereka tinggalkan di mobil untuk mengurangi beban selama perjalanan.

Ketika mereka sedang asyik membereskan barang-barang yang akan dibawanya, terlihat beberapa pasang mata yang mengawasi mereka dari dalam hutan. Mata itu besinar terang, seperti mata kucing di malam hari, namun penuh dengan nafsu ingin membunuh. Tapi para member FT Island tidak menyadarinya kalau mereka sedang diawasi.

Kresek…kresek…kresek…

Jaejin menyadari adanya suara dari dalam semak hutan dan melihat ke arah datangnya suara itu. Alangkah terkejutnya saat Jaejin melihat beberapa pasang mata yang begitu terang penuh dengan nafsu ingin membunuh menatap kearahnya. Tiba-tiba tubuhnya langsung tidak mampu ia gerakkan beberapa saat.

“Hyung, kayaknya kita sudah terlambat. Mereka datang.” Jaejin menarik-narik baju Jonghun dengan tatapan masih mengarah jauh ke dalam hutan dimana mata-mata itu memperhatikannya. Suaranya terdengar seperti orang putus asa.

Mendengar perkataan Jonghun lantas membuat semua member menghentikan aktifitasnya dan memandang aneh kearah Jonghun. Melihat Jonghun masih menatap lurus jauh ke dalam hutan, otomatis yang lainnya juga mengikutinya. Dan semuanya langsung mengalami reaksi yang sama dengan Jaejin, terkejut, terpaku dan ketakutan yang sangat luar biasa sehingga tidak mampu menggerakkan tubuhnya ketika melihat beberapa pasang mata itu.

Wajah mereka seketika itu berubah seperti tidak dialiri darah sedikitpun, terlihat begitu pucat. Ketakutan yang dikhawatikan sebelumnya seakan menjelma seperti malaikat maut yang siap untuk merenggut nyawanya.

Beberapa pasang mata itu mulai mendekat kearah mereka, keluar dari hutan. Ketika mereka sampai dibibir hutan, sinar rembulan memperlihatkan sosok pemilik mata yang mengerikan itu dengan jelas yaitu serigala liar. Warna bulu serigala itu gelap hampir hitam, tubuhnya besar, taringnya telihat putih mengancam dan sangat menakutkan.

“Satu, dua, tiga,…. dua puluh, dua satu, dua dua…, hah sialan… lebih dari tiga puluh.” Ujar Jonghun dengan memperkecil suaranya.

“Hyung… gimana nich? Aku nggak mau mati.” Kata Minhwa penuh keputusasaan.

“Kita harus cepat pergi dari sini.” Ujar Seunghyun.

“Tunggu…!” Hongki menarik lengan Seunghyun. “Kita jangan melakukan gerakan sembarang, bisa-bisa mereka akan langsung menyerang kita secara brutal dan mecabik-cabik tubuh kita sebelum kita sempat menyelamatkan diri. Kita harus hati-hati dalam mengambil tindakan.”

“Benar, kalo kita bertindak  gegabah, mampuslah kita.” Jonghun menyetujui pendapat Hongki.

Dengan perlahan-lahan mereka mengambil bekal yang telah dimasukkan ke dalam tas dan mencangklongkan tas tersebut ke pundaknya masing-masing. Mereka mulai menjahui mobil mereka dengan gerakan hati-hati dan diusahakan tidak menimbulkan suara yang dapat mengundang agresifitas serigala itu. Suasananya benar-benar terasa sangat mencekam.

Sedangkan serigala itu tetap mengawasi mereka dengan tatapan matanya yang tajam dari bibir hutan. Seakan mereka mempelajari gerak-gerik segerombolan manusia itu. Serigala itu  juga tidak mau mengambil resiko yang terlalu besar dalam setiap perburuannya dan menyebabkan kematian para anggotanya. Semakin lama semua serigala yang berada di dalam hutan itu keluar dan menunjukkan wujudnya di bawah sinar rembulan

Perlahan namun pasti Hongki dan yang lainnya menjahui sekelompok serigala itu. Kaki mereka seakan sulit untuk dilangkahkan karena terlalu dilanda oleh ketakutan yang tidak tanggung-tanggung. Minhwa terus menggigit-gigit ujung kukunya untuk menghilangkan kecemasannya yang telah menguasai setiap sel tubuhnya.

“LAAARRRRRIIIIIIIII……!!!”

“LAAARRRRRIIIIIIIII……,” Teriak Hongki saat mereka merasa aman untuk menyelamatkan diri.

Semuanya langsung mengambil langkah seribu setelah mendengar komando dari Hongki. Mereka mengerahkan semua kekuatan dan stamina yang mereka miliki untuk menjahui maut. Tas di punggung mereka sedikit membebaninya, tapi mereka tidak akan pernah melepaskannya karena di dalam tas itulah kehidupan mereka pertaruhkan.

Serigala-serigala yang tadinya hanya diam mengawasi, langsung beraksi dan mengejar buruannya. Mereka mengejar dengan diikuti salakan suaranya yang memecah keheningan malam. Air liurnya menetes melalui sela-sela gigi taringnnya.

Seunghyun terus mempercepat langkah kakinya, karena dia berada di posisi paling akhir. Dan serigala-serigala itu tepat menyalak dari arah belakangnya. Dan hal itu akan mempermudah bagi serigala-serigala itu untuk menerkam Seunghyun dari arah belakang. “Sialan…, aku nggak mau mati disini.” Bisik Seunghyun untuk menyemangati dirinya sendiri. Senghyun kembali mempercepat langkahnya.

BUUUUKKKK…

Sial bagi Seunghyun, dia tersandung oleh kakinya sendiri dan jatuh tersungkur. Aspal jalan menggerus beberapa bagian kulitnya dibagian mukanya hingga mengeluarkan darah segar. Tapi Seunghyun tidak mengubrisnya dan berusaha untuk kembali bangkit karena salakan serigala itu semakin mendekat. Namun sebelum sempat bangkit kembali, tiba-tiba Seunghyun merasakan ada benda tajam yang merobek daging di daerah tungkainya.

“Aaawwwwww……,” Seunghyun menjerit kesakitan.

Seunghyun berusaha untuk menghajar serigala yang telah merobek kakinya dengan melemparkan tasnya, namun serigala itu berhasil menghindar dan melepaskan gigitannya. Seunghyun masih berusaha lari meskipun dengan kaki terpincang-pincang. Setiap kakinya digerakkan, rasa perih seperti tertusuk benda tajam ia rasakan.

“Minhwaa….., Hyung…. toloooonnggg.” Seunghyun mengelurkan semua kekuatanya untuk minta pertolong. Namun jarak dia dengan yang lainnya sudah terlalu jauh dan salakan serigala yang begitu memekakan telinga membuat teriakannya sia-sia.

Hanya beberapa langkah saja kakinya digerakkan, kressskkk, taring srigala yang tadi kembali merobek kakinya. Seunghyun berusaha melawan dengan mengarahkan tendangan kakinya yang satunya, tapi serigala yang lainnya telah terlebih dahulu menancapkan taringnya. Dalam waktu sekejab Seunghyun telah dikerubutin oleh segerombolan serigala dari berbagai penjuru. Kaki, tangan dan anggota tubuh yang lainnya menjadi sasaran taring-taring serigala yang buas itu.

“Minggir kau serigala busuk….!!!” Seunghyun tetap berusaha melawan.

Seunghyun tetap berusaha mewalan dengan memukulkan tangan kosongnya, namun hal itu malah membuat daging di sebagian tubuhnya terlepas. Darah mengair disetiap bekas taring-taring itu menancap. Dan tidak diperlukan waktu yang cukup lama bagi serigala-serigala itu untuk melumpuhkan Seunghyun.

“AAAAAAAAAAAAA….,” teriak Seunghyun meluapkan sisa kekuatannya menahan rasa sakit yang tak terperikan. Dan setelah itu suaranya lenyap ditelan salakan serigala yang tetap menghujamkan taringnya ke tubuh Seunghyun.

***

Sebagian serigala berusaha melumpuhkan Seunghyun yang terjatuh dan sebagian lagi tetap mengejar buruannya. Serigala-serigala itu semakin buas mengejar mereka.

Minhwa yang berada di posisi paling belakang sempat mendengar teriakan minta tolong Seunghyun. Namun ketika menoleh ke arah belakang ia mendapati Seunghyun telah dikerubutin beberapa serigala, sedangkan serigala yang lainnya tetap mengejarnya. “Maafkan aku hyung,” ujar Minhwa dalam hatinya sambil berusaha mempercepat langkahnya.

Namun tak berselang berapa lama dari lenyapnya suara Seunghyung, serigala yang paling depan dalam pengejarannya berhasil menancapkan taringnya di kaki Minhwa. Minhwa hilang keseimbangannya dan jatuh.

“Aaaaaaaa…..,” teriak Minhwa sebelum tubuhnya jatuh menyentuh aspal jalan.

Serigala yang lainnya langsung menyerang tubuh Minhwa yang telah terjatuh, namun Minhwa berusaha melawan serigala itu dengan tangan kosong. Dia terus meninjukan pukulannya namun tak pernah mengenai sasaran. Bahkan lengannya menjadi incaran taring-taring serigala lainnya. Dan akhirnya Minhwa menyerah, tenaganya tidak lagi mampu untuk melawan segerombolan serigala itu. Dia menyerahkan tubuhnya menjadi sasaran taring-taring buas serigala.

Darah segar terus mengalir dari dalam tubuh Minhwa melalui bekas-bekas gigitan serigala liar itu. Darah segar Minhwa juga menempel pada taring-taring itu setiap tercabut dari kulit mulus Minhwa. Dalam waktu sekejab Minhwa telah banyak kehilangan darah dan menemui ajalnya. Akhirnya serigala-serigala liar itu dengan leluasa mengoyak-ngoyak tubuh Minhwa.

Sementara itu Hongki, Jaejin dan Junghun terus berlari tanpa sekalipun menoleh ke belakang. Mereka terus berlari dan berlari menghindari kejaran serigala itu. Mereka tidak menyadari kalau dua temannya teringgal dan telah menjadi santapan serigala liar itu.

Hosh..hosh…hosh…, mereka berhenti setelah mereka mengetahui kumpulan serigala itu tidak lagi mengejarnya. Nafasnya terus memburu tak beraturan. Keringat mengalir deras dari pori-pori kulitnya berpacu dengan aliran darahnya. Kemudian mereka menuju ke sebuah pohon besar yang berada di bibir hutan, bersembunyi dari kejaran serigala.

“Junghun-hyung, Minhwa dan Seunghyun mana?” Tanya Jaejin saat tidak melihat keberadaan kedua temannya itu.

Junghun kaget karena baru menyadari kalau mereka ternyata hanya tinggal bertiga yaitu Jaejin, Hongki dan dirinya sendiri. Sebagai leader dia seharusnya memperhatikan membernya. Kemudian Junghun kembali ke jalan raya untuk memastikan keberadaan dua temannya itu, namun yang di dapatinya hanya jalan yang sepi dan hanya terdengar lolongan serigala dari jauh.

“Hongki-hyung tadi melihat Minhwa dan Seunghyun?” tanya Junghun yang mulai panik pada Hongki saat duduk dibalik pohon.

“Aku nggak tahu. Hyung tahu sendirikan gimana situasinya tadi, mana mungkin aku bisa memperhatikan yang lainnya saat kita diburu maut seperti tadi.”

“Jangan bilang kalo mereka telah menjadi santapan serigala liar itu.” Kata Jaejin mengungkapkan kehawatirannya.

“Jaejin-ah, Jaga mulutmu.” Junghun mulai tersulut emosinya.” Aku harus kembali untuk mencari Minhwa dan Seunghyun.”

Sebelum Junghun sempat melangkahkan kakinya, Hongki berhasil mencegahnya. “Hyung sudah gila. Kalau Hyung kembali kesana itu artinya sama saja dengan mengantarkan nyawa. Bukannya kita menemukan Minhwa dan Seunghyun, malahan nyawa kita yang akan melayang.”

“Tapi…, aku nggak bisa berdiri disini dengan santai saat teman-temanku mungkin membutuhkan pertolongan. Aku… aku…,” Junghun akhirnya tidak kuasa menahan air matanya.

“Aku dan Jaejin juga mengerti perasaan Hyung. Aku juga nggak mau hal buruk menimpa Minhwa dan Seunghyun. Kita berharap mereka masih selamat. Untuk itu kita harus secepatnya keluar dari hutan ini dan mencari pertolongan untuk mencari mereka berdua.” Ujar Hongki berusaha menenangkan Junghun.

“Hyung, kita nggak boleh terlalu lama istirahat disini. Bisa-bisa para serigala sialan itu bisa menemukan kita disini.” Kata Jaejin.

Kemudian mereka langsung mengemasi barang-banrangnya. Istirahat tadi telah mengembalikan stamina mereka untuk melanjutkan perjalan yang tidak pernah mereka harapkan sebelumnya. Junghun sudah kembali bisa melanjutkan perjalanan, meskipun hatinya masih diliputi kesedihan.

Mereka kembali menyusuri jalan raya, karena itulah satu-satunya petunjuk arah untuk keluar dari hutan. Mereka menghindari berjalan di dalam hutan karena sinar rembulan tidak bisa menembus lebatnya hutan. Dan juga di dalam hutan masih banyak mahluk mengerikan yang bisa-bisa membahayakan nyawa mereka. Namu alasan yang paling utama, mereka berharap ada mobil yang melewati jalan itu sehingga bisa dimintai bantuannya.

Hanya beberapa meter mereka berjalan, puluhan pasang mata kembali mengintai mereka dari dalam hutan. Sinar mata itu tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya, penuh dengan nafsu ingin membunuh, hanya saja tatapannya lebih beringas. Serigala-serigal itu langsung menghampiri  Junghun, Jaejin dan Hongki, dan mengelilingi mereka.

Kini Junghun, Jeajin dan Hongki terjebak di dalam lingkaran serigala-serigala buas yang siap-siap mencabik-cabik  tubuh mereka.  Mereka memunggungi satu sama lain berusaha untuk saling melindungi.

“Hyung bagaimana ini?” tanya Jaejin katakutan.

“Pokoknya kita tidak boleh terpisah.” Ujar Junghun dengan memegang pisau lipatnya kuat-kuat.

Jaejin dan Hongki hanya bersenjatakan batang pohon yang ujungnya dibuat lancip. Mereka membuatnya saat istirahat tadi dengan menggunakan pisau lipat yang dipegang Junghun. Pisau lipat itu biasanya hanya digunkan untuk memotong buah.

“Jika mereka menyerang, kita langsung babat habis mereka. Jangan beri ampun.” Ujar Hongki.

Serigala-serigala itu terus bermunculan dari dalam hutan. Dan serigala-serigala itu terus melancarkan salakannya yang memekakan telinga, mereka sepertinya mencari celah kelemahan Hongki, Jaejin dan Junghun yang terus terdesak. Tiba-tiba seekor serigala berusaha menyerang Junghun, namun dengan sikap Junghun bisa menghalang nya dengan kibasan pisaunya. Serigala itu berhasil menghindar.

Kemudian beberapa serigala menyerang secara bersamaan membuat Junghun, Hongki dan Jaejin kelabakan. Junghun mengibaskan pisaunya secara brutal untuk mengahalangi serangan serigala itu. Dan, Jleb. Pisau itu berhasil menusuk seekor srigala yang berasil menancapkan giginya di kaki Junghun. Kemudian serigala itu langsung melepaskan gigitannya, membuat kaki Junghun mengelurakan darah segar. Serigala itu langsung terkulai tak berdaya, karena tusukan Junghun  tepat mengenai jantungnya.

Mendapatkan serang yang begitu brutalnya menyebabkan pertahanan mereka hancur. Mereka terpisah satu sama lain dan bergelut dengan beberapa serigala yang terus menyerang mereka.

Saat Junghun mau mencabut pisaunya, tiba-tiba seekor serigala berhasil menyarangkan taringnya di pergelangan tangan Junghun. “Awww…,” Junghun berteriak kesakitan. Namun tidak berhenti disitu, serigala yang lainnya juga bershasil menacapkan taringnya di tubuh Junghun. Dan akhirnya Junghun jatuh tersungkur. Tubuhnya mengeluarkan darah segar dari setiap bekas gigitan.

“HYUNGGGGG…..,” Hongki semakin beringan mengibaskas senjatanya ketika melihat Jonghun jatuh tersungkur.

Hongki berhasil memukul mundur serigala-serigala itu dari tubuh Junghun. Tubuh Junghun bersimbah darah, sebagian tubuhnya terkoyak-koyak. “HYUNGGG….,” teriakan Hongki membuat serigala-serigala itu mundur,  mengambil jarak dengannya.

Sedangkan tubuh Jaejin juga telah tergelatak ditanah dengan bersimbah darah. Tubuhnya terkoyak-koyak, bahkan sebagian telah masuk ke perut serigala itu. Hongki hanya bisa menatap tubuh Jaejin di jadikan mainan oleh segerombolan serigala yang lainnya.

“AKAN KUBUNUH KALIANN…,” Hongki meletakkan kembali jasad Junghun dan kembali mengibaskan senjatanya, batang kayu, dengan brutal.

Serigala-serigala itu berhasil mengelak dari satiap pukulan Hongki. Emosinya telah meningkatkan kekuatan dan keberaniannya berkali-kali lipat. Ketakutan dan kehawatirannya berubah menjadi keberingasan dan kebrutalan. Namun akhirnya Lee Hongki kehabisan tenaga, pukulannya mulai melemah dan Hongki terjatuh karena kurang keseimbangan. Serigala-serigala yang tadinya menjauh, langsung menyerang Lee Hongki secara bersamaan dan mereka berhasil menyarangkan taringnya disetiap inci tubuh Hongki.

“AAAAAAAAAAAAAA…….”

Beberapa saat kemudian hutan kembali sunyi, hanya suara-suara serangga malam yang terdengar. Hembusan angin semilir membawa aroma darah yang begitu pekat. Sesekali terdengar lolongan panjang serigala.

AAAUUUUU……..

***

Dua hari berkutnya.

Potongan berita di koran Korean News

“…Ditemukan lima jasad manusia dalam kondisi yang mengenaskan. Seluruh tubuhnya tercabi-cabik sehingga sulit untuk dikenali. Diduga kelima jasad tersebut merupakan korban dari kebuasan serigala liar. Sampai berita ini diturunkan, masih di lakukan otopsi untuk mengenali kelima jasad tersebut…”

END